TEMPO.CO, Jakarta - Kluster penyebaran virus corona dari sebuah tempat karaoke di Jepang, telah menimbulkan keresahan. Kluster ini terkait dengan 93 kasus positif Covid-19 di satu prefektur di Jepang dan menjadi peringatan agar masyarakat tetap berhati-hati.
Menteri Ekonomi Jepang Yasutoshi Nishimura pada Selasa, 16 Maret 2021, mengatakan setidaknya ada 215 orang dinyatakan positif Covid-19, di mana beberapa kasus dari jumlah itu terkait dengan sebuah tempat karaoke yang buka pada siang hari. Tempat karaoke itu sangat populer di kalangan pensiunan dan lansia Jepang.
Dari jumlah 215 orang itu, sebanyak 93 orang berasal dari prefektur Saga di wilayah barat daya Jepang, dengan range usia 50 tahun – 80 tahun-an. Akan tetapi, sejumlah kluster juga ditemukan di prefektur Saitama dan prefektur Chiba, di mana dua wilayah ini masih berstatus darurat sampai akhir Maret 2021.
Baca juga: Moderna Memulai Uji Coba Vaksin COVID-19 Baru
Seorang penumpang melambaikan tangan sembari menggantungkan bendera Jepang bertuliskan "kekurangan obat" di kapal pesiar Diamond Princess yang berlabuh di Daikoku Pier Cruise Terminal, Yokohama, Jepang, 7 Februari 2020. Kementerian Kesehatan Jepang mengonfirmasi 41 penumpang kapal pesiar itu positif mengidap virus Corona. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Tempat-tempat karaoke di Jepang umumnya berbentuk ruangan-ruangan kecil dengan sofa-sofa sehingga sekelompok orang yang datang bisa bernyanyi bersama, makan dan ngobrol-ngobrol di ruang tertutup sampai berjam-jam.
“Kami menyadari di bawah kondisi normal, tempat karaoke itu hampir seperti sebuah salon bagi lansia. Di tempat itu, mereka bisa saling berbincang dan bersantai, namun dalam kondisi seperti ini tentu saja kita harus mencegah terjadinya infeksi. Tempat seperti ini agak sempit,” kata Nishimura.
Nishimura menyerukan masyarakat yang tinggal di area-area yang masih berstatus darurat nasional, agar menahan diri dengan tidak keluar rumah atau melakukan perjalanan yang tidak mendesak.
Di Jepang, ada sekitar 448.400 angka positif Covid-19. Dari jumlah tersebut, 9 ribu pasien berakhir dengan kematian sejak pandemi virus corona menyebar di Negeri Sakura itu.
Sumber: Reuters